Senin, 18 November 2019

Cerita Pabrik Gula Milik BUMN yang Berumur Lebih dari Satu Abad

Cerita Pabrik Gula Punya BUMN yang Berusia Lebih dari Satu Abad

, Jakarta - Sekitar 74 % pabrik gula BUMN berumur lebih dari satu era. Tempatnya bersisihan, sering berebutan bahan. Telah sepanjang hari Misno memarkir truknya di muka Kantor Pos Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu minggu kemarin. Semenjak fajar, truk yang dia setiri tidak dapat gerak. Bukan lantaran berhenti. “Tapi mesin Pabrik Gula Jatiroto yang macet. Gw semenjak subuh telah di sini,” kata Misno, kutip Majalah Tempo edisi Senin 5 Juni 2017.

Masyarakat Rojopolo, Kecamatan Jatiroto, itu menyetiri truk besar yang mengangkat berton-ton tebu. Perdu manis itu akan digiling di Pabrik Gula Jatiroto. Gerbang pabrik punya PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) masih 100 mtr. . Di muka Misno, beberapa puluh truk pengangkut tebu telah lebih dulu antre. Di belakangnya, jejeran truk lain menanti giliran masuk, habiskan satu bagian Jalan Ranupakis.

Dari satu orang sama-sama sopir truk tebu Misno baru mengetahui, mesin pabrik akan tidak mati pada jam tiga sore. Misno senewen. Ia berkeras pulang saja ke tempat tinggalnya, sembilan km. dari pabrik. Keduanya lalu menanti tumpangan kendaraan di tepi Jalan Ranupakis. Truk mereka tinggal.

Cerobong Pabrik Gula Jatiroto pada sore itu sebenarnya masih mengepul. Tanda-tanda ada produksi penggilingan tebu. Tetapi tidak hanya menggiling, pabrik itu sedang kerjakan garapan lain. Beberapa pekerja bangunan terlihat menempatkan rangka besi.

Dibagian belakang pabrik, satu orang pria India mengamati pemasangan ketel serta turbin. Satu traktor meratakan tanah area pabrik, yang nantinya bisa menjadi tempat ketel baru. “Revitalisasi pabrik ini tidak bisa menggangu gilingan, ini paralel,” kata Direktur Penting PTPN XI, M Cholid, di kantor Kementerian Tubuh Usaha Punya Negara, Selasa minggu kemarin.

Pemasangan ketel serta turbin baru untuk tingkatkan potensi giling Jatiroto dari 7.000 ribu ton tebu /hari (ton cane per day/ TCD) jadi 10 ribu ton. Biayanya sampai Rp 870 miliar. Pada 2015, PTPN XI lewat induknya, PTPN III Holding bisa kucuran modal negara sekitar Rp 650 miliar untuk mengongkosi project itu. Bekasnya dari dana internal serta utang.

“Tahun ini telah mulai project. Konsorsium penggarapnya telah ada,” kata Cholidi. Konsorsium itu ialah Kerja sama Operasi (KSO) Hutama Karya, Uttam India, serta EA Euro Asiatic.

Tidak Efektif

1 234 Selanjutnya

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar