, Jakarta - PT Perumnas dalam acara pameran property Indonesia Properti Expo (IPEX) 2017 yang diadakan di Jakarta Convention Center tawarkan tempat tinggal atau perumahan project Sentraland Dramaga simpel type 21 seharga Rp 120-an juta.
""Semenjak 1990, baru kesempatan ini PT Perumnas membuat perumahan di Bogor di atas tempat 40 hektare spesial kelas menengah ke bawah, ini searah dengan program pemerintah, yaitu Satu Juta Rumah,"" kata petugas Marketing PT Perumnas, Sarmidi, di tempat pameran, JCC, Jakarta Selatan, Ahad, 13 Agustus 2017.
Menurut Sarmidi, project perumahan ini adalah bantuan pemerintah, serta akan diawali rilis pembangunannya di akhir Agustus akan datang di Bogor, Jawa Barat. Dari tempat yang ada 40 hektare, pengembang itu akan mengawali pembangunan kluster pertama sekitar seribu unit untuk type 21 dengan ukuran 60 mtr. persegi. Diluar itu, mereka akan bangun rumah type 28 dengan ukuran 70 mtr. persegi seharga Rp 140-an juta.
Sentraland Dramaga, Bogor, terdapat di tempat cukup strategis, yaitu dekat sama Stasiun Bogor, obyek wisata Kebun Raya Bogor, dan akses tol BORR serta Jagorawi. Daerah seputar tempat tinggal gagasannya akan dibuat taman bermain, masjid, rumah sakit, mal, dan sebagainya. ""Tempat ini tidak jauh dari IPB, dan dihiasi oleh nuansa pegunungam dan air yang masih alami,"" kata Sarmidi.
Untuk memperoleh tempat tinggal itu, calon konsumen bisa pesan memakai skema inden, dengan membayar nomor urut pemesanan (NUP) sebesar Rp 300 ribu. Nanti sesudah di-launching, konsumen akan dipanggil pengembang berdasar nomor urut yang ada untuk pilih dimana unit mereka akan dibuat di Sentraland Dramaga. NUP dapat disuruh kembali jika konsumen menggagalkan pembelian unit itu.
""Baru tiga hari pameran saja NUP kami telah tiba di posisi 300-an lebih. Jadi NUP-nya dapat dikembalikan jika calon konsumen tidak jadi pilih kaveling,"" katanya.
Sebab bangunan bantuan pemerintah, konsumen tempat tinggal type 21 akan dipakai 1 % atau seputar Rp 1,25 juta untuk pembayaran down payment atau uang muka, dengan mempertimbangkan PPN, Ongkos Akta Pengikat Jual Beli, ongkos BPHTB, ongkos KPR/KPA, serta ongkos atau pajak lain yang muncul.
Konsumen dapat pilih periode waktu cicilan credit kepemilikan rumah atau KPR sesuai dengan potensi mereka. Contohnya untuk cicilan tenor 15 tahun, angsuran Rp 800-900 ribu per bulan. Lalu untuk cicilan paling cepat, lima tahun, karena itu mereka cukup mencicil kurang dari Rp 2 juta per bulan.
Lalu tempat tinggal type 28, seharga Rp 140-an juta, untuk tenor 15 tahun, konsumen dapat mencicil seputar Rp 1,2 juta per bulan, serta untuk tenor lima tahun dapat pilih cicilan Rp 1,8 juta per bulan.
Walau dibuat untuk golongan menengah ke bawah dengan upah optimal Rp 4 juta, dan belum mempunyai tempat tinggal awalnya, bukan bermakna konsumen dengan upah di atas Rp 4 juta tidak bisa nikmati perumahan ini. Menurut Sarmidi, mereka diperbolehkan beli tetapi diresmikan suku bunga komersial 10-11 % serta DP normal 5-10 %.
DESTRIANITA
"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar